Sejarah Benua Australia
A. Latar Belakang
Auatralia adalah sebuah Negara benua yang Lokasi 35°15′ LS 149°28′ BT. Australia beribu kota Canberra tetapi memiliki Kota terbesar Sydney. Austrlia mengunakan Bahasa resmi Inggris hal ini dikarenakan Australia
merupakan salah satu negara persemakmuran Inggris (Commonwelth). Pemerintahan negara Australia masih menyatu pada kerajaan Inggris sehigga
Ratu merupakan simbol pemerintahaan dan untuk mewakilinya di Australia
pemerintahaan Inggris diwakili oleh Gubernur Jendral. Bentuk negara australia adalah negara yang berbentuk monarki konstitusional.
Sejarah Australia dimulai ketika manusia pertama
migrasi ke Australia dari utara, sekitar 40.000-50.000 tahun yang lalu. Periode
ini disebut sebagai prasejarah Australia. Sejarah tertulis pertama Australia
dimulai ketika orang-orang Eropa pertama kali melihat negara ini. Dan kemudia
dibagi lagi menjadi dua periode: sebelum dan sesudah dia menjadi dominion dari
Kekaisaran Britania pada 1901.
Untuk mengetahui lebih lanjut sejarah australia
dan terbentuknya negara serta bangsa Australia, maka dari itu makalah ini akan
membahas lebih lanjut sejarah negara dan bangsa Australia.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana penemuan Benua Australia dan pembentukan koloni-koloni?
2. Bagaimana
perkembangan menuju pemerintahan demokrasi hingga terbentuknya
Commonwealth Of Australia?
3. Bagaimana struktur masyarakat dan sistem pemerintahan dan budaya
serta politik Australia?
C.
Tujuan
1. Mengetahui penemuan Benua Australia dan pembentukan koloni-koloni.
2. Mengetahui
perkembangan menuju pemerintahan demokrasi hingga terbentuknya
Commonwealth Of Australia.
3. Mengetahui struktur masyarakat dan sistem pemerintahan dan budaya
serta politik Australia.
PENEMUAN
BENUA AUSTRALIA
Penduduk asli Australia (aborigines atau aboriginal) memiliki ciri-ciri fisik
yang berbeda dengan ciri-ciri fisik empat ras utama lainnya, sehingga Elkin
mengelompokkan penduduk asli Australia pada kelompok khusus yang disebut Australoid.
Diduga mereka memasuki benua Australia pada 40.000 tahun lalu dari arah utara.
Mereka berkembang dengan sangat lambat sehingga mereka masih hidup dalam zaman
batu dengan corak kehidupan food gathering ketika rombongan kolonis
pertama dari Inggris tiba di Australia.
Dalam pertemuan antara kebudayaan penduduk asli dengan kebudayaan pendatang
baru itu, kebudayaan penduduk asli akhirnya tersisihkan, sehingga kebudayaan
pendatang barulah yang akhirnya dominan. Kebudayaan yang berkembang di Australia
pada akhirnya adalah kebudayaan yang berakar pada kebudayaan Eropa walaupun
secara fisik Australia terletak jauh dari Eropa. Sejarah Australia dalam
seluruh aspeknya merupakan sejarah bangsa yang secara sosio budaya berasal dari
Eropa.
Sementara penduduk asli sudah menduduki Australia puluhan ribu tahun, bagi
orang-orang di Eropa eksistensi benua itu masih dalam taraf spekulasi
(hipotesis). Orang-orang Eropa masih berbeda pendapat tentang adanya antipodes.
Para ahli geografi dari zaman klasik sejak permulaan abad masehi telah menduga
adanya daratan selatan yang disebut Terra Australia Incognita. Pandangan
ini ditentang oleh para ahli agama yang sekaligus juga ahli geografi pada
masanya. Golongan yang terakhir ini beranggapan bahwa dunia berbentuk rata
seperti tikar, sehingga mereka menganggap bahwa pendapat yang membenarkan
adanya antipodes adalah pendapat yang keliru. Selama Zaman Pertengahan pendapat
yang terakhir inilah yang menang, namun setelah zaman itu berakhir orang mulai
memikirkan lagi tentang Terra Australia Incognita.
Perubahan politik yang terjadi di pantai timur Laut Tengah mendorong
orang-orang Portugis dan Spanyol berusaha mencari jalan laut ke Dunia Timur.
Mulailah era penjelajahan samudra yang juga melahirkan era baru dalam sejarah
bangsa-bangsa di Eropa, yaitu era penemuan daerah-daerah baru, yang dipelopori
oleh Bangsa Portugis dan Spanyol. Keberhasilan Bangsa Portugis dan Spanyol
menemukan jalan laut ke Dunia Timur, membuka jalan bagi penemuan Benua
Australia oleh orang-orang Eropa. Namun, sejauh yang dapat diketahui Bangsa
Portugis maupun Spanyol tidak berhasil menemukan Benua Australia.
Reformasi dengan segala akibatnya memaksa Belanda mencari jalan sendiri ke
Indonesia. Keberhasilan Belanda dalam membangun pos-posnya di Indonesia sangat
memungkinkan penemuan Benua Australia, baik secara tidak sengaja maupun sebagai
hasil penyelidikan. Sejak tahun 1606, pada saat pelaut Belanda untuk pertama
kali menemukan daratan Australia, sampai tahun 1644, yaitu saat berakhirnya
ekspedisi Tasman yang kedua, orang-orang Belanda telah berhasil menemukan dan
memetakan sebagian besar pantai Australia, yaitu pantai utara, barat, dan
setengah pantai selatan. Semula mereka menyebut daratan itu Het Land van de
Eendracht, namun setelah pelayaran tasman mereka menyebutnya New Holland.
Dilihat dari segi
keuntungan materiil yang menjadi tujuan seluruh kegiatan Belanda di Indonesia,
New Holland tidak menarik bagi Belanda. Mereka tidak mengklaim apalagi
menduduki daratan itu.
Pelaut Inggris yang pertama kali sampai di Australia adalah William Dampier,
wilayah yang dikunjungi Dampier sama dengan yang dikunjungi oleh pelaut-pelaut
Belanda, sehingga tidak menghasilkan dampak baru bagi benua itu. Penemuan
Inggris yang paling berarti bagi benua itu adalah penemuan James Cook atas
pantai timur Australia pada tahun 1770. Berbeda dengan kesan Belanda, Cook
memandang daratan yang ditemukannya itu memberikan harapan kehidupan yang
cerah, sehingga ia mengklaim daratan itu menjadi milik Inggris, dan diberi nama
New South Wales. Laporan-laporan Cook, Joseph Banks, Solander, dan James Maria
Matra, membangkitkan niat pemerintah Inggris untuk mendudukinya. Dengan
demikian Cook dipandang sebagai penemu Australia yang sebenarnya, karena
penemuannya itulah yang mengubah perjalanan sejarah Australia hingga mencapai
bentuk yang sekarang menuju masa depam yang akan datang.
PEMBENTUKAN KOLONI INGGRIS DI NEW
SOUTH WALES
Keputusan pemerintah Inggris membuka koloni di New South Wales lahir
ditengah-tengah kesibukan pemerintah mengatasi masalah-masalah akibat
kemiskinan, pengangguran, dan kejahatan yang diperhebat oleh ekses Revolusi
Industri. Revolusi Amerika yang pada hakekatnya merupakan peristiwa politik
dalam kehidupan pemerintahan Inggris pada waktu itu, ikut menambah beban yang
harus dihadapi pemerintah Inggris di bidang sosial, terutama berkaitan dengan
American loyalists.
Secara tradisional orang mengatakan bahwa motif utama yang mendorong pemerintah
Inggris mengambil keputusan itu adalah kebutuhan tempat pembuangan narapidana
yang tidak disukai di Inggris. Dalam penelaahan lebih lanjut, para sejarawan
mengajukan argumentasi bahwa mendapat tempat pembuangan bukan satu-satunya
motif kuat. Ditemukan motif lain yang tidak kalah pentingnya seperti “naval
supply and maritime base theory” yang dikaitkan dengan “Swing to the East” dan
peningkatan pelayaran dan perdagangan Inggris dengan Cina.
Dari sejak awal berdirinya koloni di New South Wales sampai tahun 1809, koloni
itu dipimpin oleh gubernur yang berasal dari Angakatan laut, dan sejak tahun
1790 untuk menjaga keamanan koloni itu dibentuk pasukan khusus yang disebut New
South Wales Corps. Gubernur pertama Arthur Phillip, berusaha sekuat tenaga
menjadikan koloni itu “selfhelp”. Pengalamannya memberi landasan baginya untuk
berkesimpulan bahwa untuk menjadikan koloni itu mampu berdiri sendiri jumlah
free settler harus ditingkatkan di koloni itu, sebab tenaga kerja narapidana
tergolong tenaga kerja yang tidak produktif.
Masa Letnan Gubernur sesudah Arthur Philip (1792-1795), memberi peluang kepada
para perwira Corps melakukan kegiatan-kegiatan yang hanya menguntungkan
kelompoknya. Untuk mendapatkan uang dalam jumlah yang lebih besar, mereka
memonopoli perdagangan yang mulai tumbuh di koloni itu. Perdagangan yang paling
menguntungkan mereka adalah perdagangan rum. Setiap usaha yang dianggapnya
merugikan mereka selalu ditentang, sekalipun berasal dari gubernur koloni itu.
Akibatnya para perwira pedagang itu berselisih dengan tiga gubernur secara
berturut-turut. Hunter dituduh tidak layak menjadi gubernur, sementara King
juga dihina. Puncak perselisihan itu terjadi ketika masa pemerintahan
gubernur William Bligh. Tindakan keras yang dilakukan Bligh melahirkan reaksi
yang justru menjatuhkannya. Bligh bukan saja dijatuhkan, tetapi dimasukkan ke
dalam penjara. Peristiwa ini terkenal dengan nama Rum
Rebellion. Pemberontakan ini ternyata merupakan awal proses berakhirnya
pengaruh dan kekuasaan para perwira Corps tersebut.
Di bawah pemerintahan Lachian Macquarie, seorang perwira dari Angkatan Darat
Inggris, dilakukan konsolidasi yang berhasil memacu koloni itu mencapai
kemajuan pesat. Pengetahuan tentang garis besar pantai Australia sudah banyak
dicapai pada masa sebelum Macquarie, terutama atas jasa pelaut-pelaut ulung
seperti George Bass dan Matthew Flinders. Namun, pengetahuan mengenai pedalaman
Australia baru bisa bertambah setelah pada tahun 1813 Great Dividing Range atau
The Blue Mountains dapat ditembus oleh Gregory Blaxland, Lawson, dan Wenworth.
Eksplorasi pedalaman yang berhasil itu, meletakkan jalan bagi kemungkinan
perluasan koloni itu selanjutnya bahkan membuka jalan bagi terwujudnya
Australia seperti sekarang ini.
PEMBENTUKAN KOLONI-KOLONI LAIN DI
AUSTRALIA
1. Tasmania
Koloni Tasmania mulai berkembang dari pemukiman yang dimulai di daerah Sungai
Derwent yang kemudian berpusat di Hobart dan di Port Dalrymple yang kemudian
berpusat di Launceston. Pada awal pertumbuhannya kedua pemukiman ini
masing-masing dipimpin oleh seorang Letnan Gubernur yang mewakili Gubernur New
South Wales. Sejak tahu 1813 kedua pemukiman itu (Launceston dan Hobart)
ditempatkan di bawah seorang Letnan Gubernur, dan Letnan Gubernur pertama yang
berkuasa atas kedua daerah pemukiman itu adalah Kolonel Davey. Dengan mendorong
kemajuan pertanian serta menjadikan Hobart sebagai pelabuhan bebas, Davey
berusaha menjadikan Tasmania sebagai koloni yang mampu memenuhi kebutuhannya
sendiri. Dalam usahanya ini ia berhasil. Sayang sekali ia kurang disenangi oleh
Gubernur New South Wales karena Davey adalah orang yang kurang berdisiplin, dan
suka minum-minum sampai mabuk.
Sebagai bagian dari New South Wales, Tasmania pernah dijadikan sebagai tempat
pembuangan narapidana yang berkelakuan paling buruk. Bahkan di Tasmania sempat
dibangun satu penjara khusus, Macquarie Harbour, di pantai barat pulau itu.
Sejarah Tasmania sebagai koloni diisi dengan berbagai kekerasan yang meliputi:
a.
Kekerasan perlakuan yang
dialami oleh para narapidana.
b.
Kekerasan berupa
teror-teror yang dilakukan oleh para bushranger, dan sebaliknya kekerasan
tindakan pemerintah untuk memberantas bushranger tersebut.
c.
Kekerasan perlakuan
masyarakat kulit putih terhadap penduduk asli.
d. Kekerasan usaha pemerintah
dan para imigran menjadikan koloni itu bisa berswasembada.
Pada tahun 1825 Tasmania dipisahkan dari New South Wales.
Dalam perkembangan selanjutnya Tasmania mempunyai kedudukan setara dengan New
South Wales, dan berhak mempunyai legislative council seperti New South
Wales. Ketika New South Wales mulai mempersoalkan transportasi narapidana,
Tasmania pun mengajukan tuntutan agar sistem narapidana dihapuskan. Tuntutan
mereka ini menjadi kenyataan pada tahun 1852.
Pada tahun 1855 koloni ini menyelenggarakan pemerintahan
sendiri, dan secara resmi sejak itu mengubah namanya dari Van Diemen’s Land
menjadi Tasmania. Ditemukannya tambang tembaga, perak, dan bahan-bahan mineral
lainnya dalam dekade 1870-an, menambah pesatnya kemajuan yang dialami oleh
Tasmania. Keberhasilannya dalam mengekspor buah-buahan, serta bentuk pulaunya,
menyebabkan Tasmania terkenal sebagai The Apple Isle.
2. Queensland
Untuk pertama kali
Queensland dihuni oleh masyarakat kulit putih pada tahun 1824. Ditemukannya
pemukiman yang baik di Queensland sebagian besar merupakan jasa para penjelajah
(explorer). John Oxley misalnya menyelidiki daerah Moreton Bay, tempat
pemukiman pertama di Queensland. Pada tahun 1827 pemukiman baru di Darling
Downs dibuka lagi oleh Allan Cunningham.
Pada mulanya pemukiman di Queensland tumbuh dan
berkembang sebagai bagian dari New South Wales. Setelah mengalami
kemajuan-kemajuan, Queensland akhirnya merasa tidak puas lagi di bawah New
South Wales. Rakyat di Queensland menginginkan agar Queensland dipisahkan dari
New South Wales. Keinginan mereka ini dikabulkan oleh pemerintahan Inggris pada
tahun 1859.
Kondisi dan kekayaan alam Queensland sangat membantu
kemajuan Queensland. Letak negerinya yang sebagian berada di daerah tropis,
memungkinkan Tasmania mengusahakan perkebunan kapas yang pernah sangat
menguntungkan negeri itu, dan juga perkebunan tebu. Dalam mengusahakan
perkebunan tebu ini Queensland memerlukan tenaga buruh yang tidak terlalu
mahal. Akibantnya terjadilah apa yang disebut “Kanakas Traffic” yang
menimbulkan dilema bagi negeri itu.
3. Australia Barat
Daerah pantai Australia Barat sudah dikenal oleh
pelaut-pelaut Belanda sejak dekade kedua abad ke-17. Kondisi alamnya yang
gersang (menurut penglihatan mereka pada waktu itu), tidak merangsang
orang-orang Belanda maupun Inggris untuk mendudukinya. Pada akhir abad ke-18
dan permulaan abad ke-19 ekspedisi-ekspedisi penyelidikan Perancis mengunjungi
daerah pantai Australia Barat tersebut. Khawatir didahului oleh Perancis dan
merasa terlalu jauh harus mengawasi daerah itu dari Sydney, mendorong Gubernur
Darling mengirimkan mayor Lockyer mendirikan pos di King George Sound (Albany)
pada tahun 1827.
Pada tahun yang sama, James Stirling menyelidiki daerah
Swan River, dan sangat tertarik untuk mendudukinya. Terpengaruh oleh Stirling,
Thomas Peel membentuk kongsi untuk membuka koloni di Swan River. Rombongan peel
tiba di Swan River pada tahun 1829. Mula-mula mereka mendarat di suatu tempat
dimana sekarang berdiri Fremantle, akan tetapi kemudian mereka pindah ke arah
utara ke tempat dimana sekarang berdiri Kota Perth. Dari sinilah
berkembang koloni Australia Barat yang sekarang menjadi salah satu negara
bagian dalam Common Wealth of Australia. Dibandingkan dengan
koloni-koloni lain di Australia, Australia Barat adalah koloni terakhir yang melakukan
pemerintahan sendiri sebagai daerah otonom dalam lingkungan kekuasaan Inggris.
4. Australia Selatan
Kalau Australia Barat dapat disebut koloni suatu kongsi,
maka Australia Selatan dapat disebut koloni suatu teori, karena pembentukannya
didasarkan pada suatu teori yang dikemukakan oleh Wakefield. Australia Selatan
dibentuk dengan memotong areal seluas 300.000 mil persegi dari wilayah New
South Wales. Rombongan koloni pertama tiba pada tahun 1836, mendarat di Pulau
Kangaroo, namun akhirnya memilih lokasi untuk menetap di tempat dimana sekarang
berdiri Kota Adelaide.
Pada awal berdirinya koloni itu, disana berjalan dualisme
kekuasaan yang membawa berbagai komplikasi. Namun, akhirnya pemerintah Inggris
menghapuskan dualisme tersebut dengan cara memanggil kedua pejabat, gubernur
dan komisaris residen, lalu mengangkat gubernur baru yaitu Gawler. Sejak tahun
1853 Australia Selatan mulai berusaha mempersiapkan pemerintahan sendiri, namun
baru berlaku secara efektif pada tahun 1856.
5. Victoria
Sebagai bagian dari New South Wales, Victoria semula
disebut Distrik Port Philip. Kolonis yang mula-mula dikirim ke daerah ini
adalah rombongan David Collins yang ditugaskan membuka pemukiman di Sorento.
Akan tetapi karena tempat ini kurang cocok untuk ditempati, Collins beserta
rombongannya pindah ke Tasmania. Pada tahun 1837 Gubernur Bourke mengunjungi
daerah in dan meresmikan nama-nama kota Williamstown dan Melbourne.
Sampai tahun 1850 Victoria masih merupakan bagian dari
New South Wales. Untuk mewakili gubernur disana diangkat seorang pengawas.
Rasa tidak puas di bawah New South Wales mendorong rakyat
di Distrik Port Phillip menuntut pemisahan. Tuntutan ini mula-mula dijawab
dalam bentuk hak distrik ini memilih 6 dari 24 anggota legislative council di
New South Wales. Jawaban pemerintah ini tidak memuaskan mereka. Pada tahun 1850
Victoria dipisahkan dari New South Wales, dan sejak tahun 1851 menetapkan dan
melaksanakan pemerintahan sendiri.
Dengan berdirinya koloni-koloni Tasmania, Queesland,
Australia Barat, Australia Selatan, dan Victoria, maka lengkaplah penguasaan
Inggris atas Benua Australia.
PERKEMBANGAN
MENUJU PEMERINTAHAN DEMOKRASI
1.
Pembentukan
Legislative Councill
Para squatters bukan hanya berperan sebagai tulangpunggung
perekonomian Australia dalam paroh kedua abad ke-19, akan tetapi meraka jugalah
kelompok politik yang paling utama dalam masyarakat. Perubahan-perubahan
politik yang dilaksanakan di Australia, sebagian besar merupakan hasil
perjuangan mereka ynag sukses, walaupun sesungguhnya pada saat itu pemerintahan
Inggris sudah mulai mau mendengar tuntutan-tuntutran rakyat di daerah-daerah
kekuasaannya.
Lachlan Macquire adalah gubernur terakhir yang memegang
seluruh kekuasaan di tangannya sendiri, dan penggantinya Brisbane, adalah gubernur
pertama yang kekuasaannya mulai dibatasi oleh undang-undang. Pada tahun 1823,
pemerintah Inggris mengeluarkan suatu undang-undang yang menetapkan pembentukan
Legislative Council untuk New South Wales. Di dalam undang-undang itu
ditetapkan bahwa jumlah anggota council itu minimum lima orang dan maksimum
tujuh orang. Keanggotaannya adalah berdasarkan peninjukan pemerintah yang dalam
praktek dilakukan oleh gubernur. Selain pembentukan Legislative Council
tersebut, di dalam undang-undang itu ditetapkan juga pembentukan
Supreme Court. Dalam praktek sehari-hari, Legislative Council tersebut belum
mempunyai pengaruh besar, masih merupakan sekedar Dewan Penasehat.
Pada tahun 1828 pemerintah Inggris mengeluarkan lagi satu
undang-undang yang mengamandemen undang-undang tahun 1823. Jumlah anggota
Legislative Council ditambah menjadi 15 orang, namun proses penunjukan dan pengangkatannya masih sama. Berbeda dengan Council tahun
1823, council yang dibentuk berdasarkan undang-undang tahun 1828 ini sudah
berhak memveto gubernur.
Dalam tahun 1842 pemerintahan Inggris mengeluarkan lagi satu
undang-undang yang mengubah jumlah dan proses pengisian keanggotaan Legislative
Council. Jumlah anggota Legislative Council diubah menjadi 36 orang, 12 orang
ditunjuk oleh pemerintah dalam hal ini oleh gubernur dan 24 orang dipilih oleh
rakyat.
Council ini mempunyai wewenang yang sudah lebih luas dari
sebelumnya. Walaupun proses pengisisan keanggotaan serta wewenang Legislative
Council ini sudah menunjukkan langkah maju dan cukup jauh, namun dengan
undang-undang tahun 1842 ini koloni-koloni di Australia belum memiliki
pemerintahan demokrasi. Sementara itu koloni-koloni lain muncul, dan kepada
koloni-koloni yang lain itu juga diberihak yang sama dengan New South Wales.
2.
Masa pemerintahan
sendiri secara terpisah
Dalam tahun 1850 suatu undang-undang baru dikeluarkan lagi
dan berlaku bagi seluruh koloni di Australia. Undang-undang itu disebut
Australian Colonies Government Act. Dalam undang-undang ini pemerintah Inggris
menawarkan kepada koloni-koloni di Australia untuk meyusun pemerintahan sesuai dengan kepentingan dan aspirasinya masing-masing.
Pemerintah sendiri ditawarkan.
Dalam tahun 1850-an ini berdirilah lima koloni yang
masing-masing berpemerintahan sendiri, yaitu New South Wales,
Vitoria, Tasmania, Australia Selatan, dan Queensland. Koloni yang paling akhir
melaksanakan pemerintahan sendiri adalah Australia Barat.
LAHIRNYA
COMMONWEALTH OF AUSTRALIA
1.
Faktor-faktor
yang mendorong gerakan federasi
Sebelum koloni-koloni di Australia terdorong ke arah
pembentukan pemerintahan sendiri secara terpisah, pada tahun
1849, Earl Grey, Menteri Urusan Jajahan Inggris pada waktu itu, telah
mengangkat ide tentang perlu adanya Gubernur Jenderal dan lembaga yang disebut
General Assembly of Australia. Ide ini direkomendasikan oleh satu komisi
Parlemen Inggris. Rancangan undang-undang yang memuat ide tersebut disampaikan
kepada Parlemen Inggris dalam tahun 1850. Namun ternyata saat itu belum
merupakan waktu yang tepat untuk melakukan gerakan federasi. Rancangan
undang-undang tersebut ditolak oleh Parlemen Inggris.
Australian Colonies Government Act yang dikeluarkan oleh
Parlemen Inggris dalam tahun 1850 dari satu sisi dapat juga dipandang sebagai
“kecelakaan sejarah”. Undang-undang ini dijadikan sebagai “landasan hokum
perpecahan” oleh koloni-koloni yang belum menyadari bahaya perpecahan pada
waktu itu. Kurang lebih lima puluh tahun lamanya sejarah Australia diisi oleh
kisah perpecahan setelah keluarnya undang-undang tersebut.
Menjelang akhir abad ke-19 seluruh unsur yang menghendaki persatuan berhasil mengkonstruksikan landasan
bangunan persatuan Australia. Factor-faktor yang mendorong koloni-koloni
Australia untuk bersatu kembali adalah sebagai berikut:
a.
Munculnya kekuasaan Eropa lain di
daerah pasifik, seperti Jerman dan prancis, dianggap sebagai ancaman bagi semua koloni, sehingga mereka merasa perlu bersatu
menghadapinya.
b.
Keinginan mereka bersama untuk
menjaga agar benua itu hanya diisi oleh orang-orang berkulit putih mendorong
hasrat untuk menciptakan ketentuan yang seragam tentang imigrasi orang-orang
berkulit berwarna, terutama Cina, kenegeri itu.
c.
Hasrat meningkatkan kesejahteraan
ekonomi melalui kerjasama di bidang perdagangan menghendaki pengaturan
bersamahal-hal yang berhubungan dengan bea dan cukai perdagangan antar koloni.
d.
Keinginan trade union
akanadanyaketentuan yang seragamtentangketenagakerjaan di seluruhkoloni.
e.
Perkembangan alat-alat komunikasi
dan hal-hal yang berhubungan dengan surat-surat pos dan telegraf.
f.
Aspek militer dalam pertahanan dan
keamanan menuntut adanya satu komando, satu front, bila koloni-koloni itu
sungguh-sungguh diserang musuh.
g.
Kebanggaan untuk
disebut sebagai orang Australia melebihi kebanggaan sebagai orang
Victoria, orang Tasmania, serta sebutan kedaerahan lainnya.
2.
Mewujudkan
federasi Australia
Lahirnya Commonwealth of Australia sebagai wadah yang
mempersatukan seluruh koloni Inggris di Australia itu, merupakan buah usaha
para politisi, para pengusaha, para pekerja, rakyat yang ingin
bersatu, sehingga tidak ada satu pun golongan yang dapat mengaku paling berjasa
untuk itu. Dorongan untuk mewujudkannya antara lain dimotori oleh berbagai liga
federasi yang tumbuh dan berkembang di berbagai koloni, landasan konstitusional
dan wujudnya dihasilkan lewat konvensi-konvensi federal, dan pengesahannya
dikukuhkan lewat referendum.
Bersama dengan munculnya abad ke-20, tanggal 1 Januari 1901,
hadir pula satu calon Negara baru, The Commonwealth of
Australia.
STRUKTUR MASYARAKAT DAN SISTEM
PEMERINTAHAN
Terbentuknya masyarakat
Australia sekarang melalui proses migrasi yang cukup panjang. 3 (tiga)
gelombang utama migrasi yang berperan dalam proses tersebut adalah:
1.
Gelombang migrasi penduduk
asli yang diperkirakan sudah mulai berlangsung 30.000 tahun yang lalu;
2.
Gelombang migrasi yang
dimulai sejak tahun 1788, yaitu saat mulai tibanya rombongan orang-orang Eropa
pertama yang berasal dari Inggris;
3.
Gelombang migrasi yang
dimulai memasuki Australia sesudah Perang Dunia II.
Berapa jumlah penduduk
asli Australia (Aborigin) ketika rombongan pertama Inggris tiba, tidak dapat
dikatakan secara pasti. Diperkirakan jumlah mereka pada waktu itu adalah
sekitar 300.000 orang. Pertemuan penduduk asli dengan pendatang dari Eropa,
merupakan pertemuan yang tidak seimbang. Penduduk asli terdesak dan jumlah
mereka mengalami penurunan yang sangat drastis, sebagian karena mati terbunuh
dan sebagian lagi karena wabah penyakit. Nasib penduduk asli yang paling
menyedihkan adalah nasib penduduk asli Pulau Tasmania. Truganini, adalah
seorang penduduk asli Tasmania yang terakhir meninggal pada tahun 1876.
Penduduk asli Australia
mengalami perlakuan diskrimainatif, dipandang sebagai warga kelas dua. Jumlah
mereka sekarang diperkirakan sekitar 150.000 orang. Sejak tahun 1967, penduduk
asli sudah diikutkan dalam pemilihan anggota-anggota parlemen, dan sejak tahun
1871 sudah termasuk yang dihitung dalam melaksanakan sensus penduduk. Dengan
bantuan beberapa orang kulit putih, penduduk asli berusaha memperjuangkan
hak-haknya sebagai warga negara dan warga masyarakat.
Transportasi narapidana
dari Inggris ke New South Wales mengawali gelombang kedua migrasi ke Australia.
Pertambahan jumlah penduduk berkulit putih di Australia sangat lambat, terutama
karena 80% narapidana yang ditransportasikan ke Australia adalah laki-laki.
Anggota tentara yang bertugas menjaga keamanan pun sebagian besar tidak bersama
keluarganya. Semuanya ini menyebabkan pertambahan penduduk sejumlah free
settler di Australia masih sangat sedikit, sehingga pembangunan koloni itu
sukar digerakkan karena kekurangan tenaga kerja.
Dalam abad ke-19,
pemerintah Inggris melaksanakan program migrasi yang dapat mempercepat pertambahan
penduduk Australia. Lahirlah program migrasi berbantuan (Assisted
Immigration). Bagi Inggris, hal ini berfungsi ganda, yaitu:
1.
Untuk mempercepat
pertumbuhan jumlah penduduk dalam rangka membangun koloni Australia,
2.
Mengurangi kepadatan
penduduk serta mengatasi masalah-masalah sosial akibat kelebihan penduduk di
Inggris pada waktu itu.
Program migrasi untuk
mengisi Australia ini kemudian dilanjutkan oleh pemerintah Australia setelah
terbentuknya Commenwealth of Australia sebagai negara merdeka dan berdaulat.
Di luar program migrasi berbantuan yang sudah mulai dilaksanakan sejak dekade
ketiga abad ke-19 itu, pada tahun 1850–an terjadi suatu arus migrasi ke
Australia yang terkenal dengan nama Gold Rush. Namun, Gold Rush ini
menimbulkan komplikasi lain, terutama dengan hadirnya dalam jumlah besar
imigran-imigran China. Sekalipun Gold Rush tidak mengubah ciri utama
penduduk Australia (dominan kulit putih), akan tetapi ras khawatir terhadap apa
yang mereka sebut sebagai “Yellow Perill”, mendorong lahirnya kebijaksanaan
membatasi imigran kulit berwarna. Walaupun tidak resmi menyebutnya demikian,
orang mengenal Australia melaksanakan “White Australia Policy”. Resminya
Australia hanya pernah mempunyai undang-undang pembatasan imigrasi yang disebut
Immigration Restriction Act.
Pada tahun 1940-an terutama sesudah Perang Dunia II berakhir, pemerintah
Australia melaksanakan rencana imigrasi yang melahirkan terjadinya gelombang
ketiga migrasi ke Australia. Untuk pertama kali, Australia melepaskan
ketergantungannya kepada Inggris dan mulai tahun 1970-an, Australia menerima
imigran yang berasal dari hampir seluruh negara di daratan Eropa. Bahkan juga
dari negara-negara di Timur Tengah, seperti Israel, Lebanon, Turki dan Mesir.
Imigran ketiga ini berpengaruh besar terhadap struktur masyarakat Australia dan
juga terhadap pandangan hidupnya. Australia menjadi melting pot dari
banyak pandangan kebangsaan dan juga menjadi negeri di mana terdapat ratusan
bahasa.
Masyarakat yang lahir dari proses sejarah yang cukup panjang itu, bernaung di
bawah pemerintahan federal, dalam suatu negara yang resminya bernama Commenwealth
of Australia. Bentuk pemerintahannya adalah Dominion. Kepala Negaranya
adalah seorang Gubernur Jenderal sebagai wakil Raja/Ratu Inggris.
Australia menyelenggarakan sistem pemerintahan parlementer. Parlemennya terdiri
dari 2 (dua) badan, Senate dan House of Representatives. Kabinet
dipimpin oleh seorang Perdana Menteri yang didukung oleh mayoritas anggota House
of Representatives. Melihat susunan serta nama badan-badan parlemennya,
nampaknya pemerintahan federal disusun mirip dengan pemerintahan Amerika
Serikat. Pemerintahan di Negara Bagian mirip dengan sistem pemerintahan di
Inggris. Parlemen terdiri dari dua badan, kecuali di Queensland yang sejak
tahun 1922 hanya terdiri dari satu badan. Kepala Pemerintahan di Negara Bagian
disebut Premier.
Sebagai negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer, peranan
partai-partai politik sangat besar. Di Australia hanya ada 3 (tiga) partai
utama, yaitu Partai Buruh, Partai Liberal, dan Partay Country. Karena Partai
Liberal dan Partai Country sering berkoalisi menghadapi Partai Buruh, maka
kedua partai ini sering juga disebut Non-Labour Coalition.
PERKEMBANGAN POLITIK LUAR NEGERI
Terbentuknya Commenwealth of Australia pada tahun 1901, pada hakikatnya
masih merupakan pembulatan koloni-koloni Inggris di Australia menjadi satu
koloni. Sekalipun koloni itu sudah diberi kebebasan mengatur dirinya ke dalam
negeri, tetapi urusan luar negeri masih tetap berada di tangan Inggris.
Pada tahun 1907, Australia secara resmi memperoleh status Dominion, tetapi
dalam kenyataan politik luar negerinya tetap mengandalkan Inggris. Dengan The
Defence Act tahun 1909, Australia mulai melengkapi dirinya dengan unsur
angkatan bersenjata, suatu unsur yang memungkinkan dapat mempertahankan diri
apabila ada serangan musuh dan tidak hanya mengandalkan keamannannya pada
angkatan laut Inggris.
Selama Perang Dunia I, angkatan bersenjata Australia diperbantukan pada pasukan
Inggris, bergabung dengan angkatan bersenjata New Zealand dalam ANZAC, angkatan
bersenjata Australia ikut bertempur di front Gallipoi, Timur Tengah, dan
daratan Eropa.
Setelah Perang Dunia I selesai, Australia sebagai suatu negara yang mereka ikut
aktif dalam perjanjian peramaian Versailles dan perjanjian-perjainjian lain.
Yang mengakhiri perang tersebut. Sebagai anggota Liga Bangsa-Bangsa, Australia
diberi kepercayaan menerima tanggung jawab atas daerah-daerah mandat.
Perang Dunia II merupakan peristiwa penting yang juga ikut berpengaruh terhadap
politik luar negeri Australia. Pengalamannya dalam Perang Pasifik, menyadarkan
Australia sebagai negara Pasifik mempunyai kepentingan yang berbeda dengan
Inggris sebagai negara Eropa. Hubungannya dengan Amerika Serikat makin dekat,
bahkan bergabung dengan Amerika Serikat dalam dua pakta pertahanan bersama,
yaitu ANZUS dan SEATO.
Sebagai negara yang ikut menandatangani Piagam PBB, Australia aktif dalam
kegiatan badan dunia tersebut. Dengan negara-negara sedang berkembnag di Asia
Selatan dan Asia Tenggara, Australia menjalin kerjasama melalui Colombo
Plan.
Hubungan bilateral Indonesia-Australia seringkali dibumbui oleh ketegangan-ketegangan
yang sebenarnya tidak perlu kalau kedua negara mau dan berusaha meningkatkan
saling pengertian. Perbedaan kultural dan sistem politik sesungguhnya tidak
perlu mengorbankan hubungan bilateral Indonesia-Australia, karena sekalipun
dalam banyak hal terdapat perbedaan, kepentingan bersama seharusnya mengarahkan
kegiatan kedua negara kepada kerja sama yang saling menguntungkan.
BUDAYA DAN POLITIK AUSTRALIA AUSTRALIA
Kehidupan politik di Australia bersifat
kompetitif, konfrontatif, dan penuh pertentangan dalam gayanya, pragmatis dalam
perumusan ide-ide dan kebijaksanaan dan partisipasi. Proses politik dijalankan
dalam kerangka kelembagaan yang diwarisi dari Inggis dan dipinjam dari Amerika
Serikat. Sistem politik Australia digolongkan sebagai system politik barat,
parlementer, dan demokratis. Terdapat tujuh pemerintahan, yaitu satu federal
dan enam Negara bagian kecuali satu, mempunyai parlemen bicameral yang dipilih
oleh rakyat secara berkala atas dasar hak pilih universal. Lembaga eksekutif dibentuk
berdasarkan komposisi badan legislative dan bertanggungjawab kepada badan
tersebut. Kehidupan politik di parlemen didominasi oleh persaingan antara dua
partai politik utama. Melalui dua warisan politik ini muncullah dua system
pengaturan konstitusional. Australia, seperti Amerika Serikat mempunyai
konstitusi tertulis, seperti Inggris, praktik-praktik politik Australia sangat
dipengaruhi oleh konvensi yang diterima para politisi.
1.
KONSTITUSI
Konstitusi
persemakmuran Australia adalah sebuah undang-undang yang disahkan oleh parlemen
Inggris pada tahu 1900. Konstitusi tersebut dihasilkan melalui serangkaian
perundingan dan konperensi yang berkepanjangan antara enam daerah koloni di
Australia dan pemerintah Inggris selama satu dasawarsa sebelumnya. Enam
pemerintahan colonial sepakat untuk membentuk pemerintahan federal dan wilayah
yang lain merupakan negara bagian dari Negara persemakmuran yang baru.
2.
Konstitusi
persemakmuran Australia menciptakan pembagian kekuasaan antara pemerintah
federal dan pemerintah Negara bagian. Tiga jenis Kekuasaan itu adalah:
a.
kekuasaan
eksklusif yang hanya bisa dijalankan oleh pemerintah federal.
b.
kekuasaan
bersama yang bisa dijalankkan oleh pemerintah federal maupun oleh pemerintah
Negara bagian.
c.
kekuasaan sisa
adalah semua kekuasaan yang tidak tercantum dalam konstitusi dan dijalankan
oleh pemerintah federal.
Perimbangan kekuasaan antara tingkat federal dan Negara bagian dipengaruhi
oleh hubungan keuangan kedua Negara.pemerintah federal menerima pajak
penghasilan dan membaginya ke Negara-negara bagian, hal ini menguntungkan bagi
pemerintah federal semenjak terbentuknya persemakmuran Australia.
3.
LEMBAGA
EKSEKUTIF DAN PARLEMEN
Parlemen adalah
badan perwakilan dan legislative yang dipilih secara langsung oleh rakyat.
Perdana mentri dan anggota cabinet harus merupakan anggota parlemen. Kabinet
bertanggung jawab pada parlemen. Namun sekarang tugas-tugas parlemen dijalankan
oleh badan eksekutif.
4.
SISTEM PEMILU
House of
representative dan senat dipilih melalui pemilihan yang berbeda. Pemilihan umum
untuk memilih House of representative dilakukan paling tidak sekali dalam tiga
tahun yang waktunya ditentukan oleh perdana menteri. Badan tersebut terdiri
dari 148 anggota yang dipilih berdasarkan system distrik. Cara pemilihan adalah
preferential. Sedangkan senat dipilih untuk masa jabatan enam tahun, separuh
dari mereka dipilih setiap tiga tahun. Setiap Negara bagian dan wilayah
merupakan daerah pemilihan dengan banyak calon (multi number constituency).
Cara pemilihan adalah perwakilan berimbang (proportional representation).
5.
SISTEM
KEPARTAIAN DAN PERUBAHAN SOSIAL
System pemilu
untuk House of representative adalah salah satu factor penting bagi terbentuk
dan berthannya system dua partai. Semua anggota House of representative berasal
dari labor party atau liberal nation party coalition. Kedua partai utama
tersebut, secara tradisional, berada dalam struktur sosial (kelas). Labor party
memiliki institusional yang kuat dengan gerakan buruh, dianggap mewakili kelas
buruh sedangkan liberal nation party coalition mewakili kepentingan kaum
pemilik modal dikota dan daerah pedesaan dan kelas menengah.
6.
PARTAI POLITIK
Partai-partai
poltik utama mempunyai banyak persamaan. Struktur organisasinya bersifat
federal, punya sedikit anggota yang lebih kecil jumlahnya dibandingkan dengan
jumlah pemilih masing-masing dalam pemilu. Keanggotaan menghimpun para
pendukung dan sumber dana bagi partai dan menentukan calon bagi pemilu. Kedua
partai tersebut adalah koalisi yag luas dari berbagai kepentingan dan pandangan
ideology. Ideology mereka lebih dikenal karena sifat-sifatnya yang pragmatis.
7.
KELOMPOK
KEPENTINGAN
Hampir semua
orang Australia melibatkan diri ke kelompok-kelompok kepentingan. Tujuan mereka
dibidang politik adalahmempengaruhi pembuatan kebijaksanaan pemerintah dan
pembuatan keputusan secara langsung atau dengan cara membentuk pendapat umum.
Kelompok kepentingan yang paling berpengaruh adalah organisasi para majikan,
professional, dan serikat buruh.
8.
MEDIA MASSA
Media massa
adalah sarana yang diawasi dengan ketat oleh pemerintah, partai-partai
politik,dan kelompok-kelompok kepentingan. Mereka yang memiliki, mengelola, dan
meproduksi media massa adalah para pelaku yang penting dalam proses politik
karena media masaa memiliki peranan dalam proses sosialisasi politik.
9.
DEMOKRASI
BERKEMBANG TANPA HAMBATAN; PENGALAMAN POLITIK AUSTRALIA SEJAK PEMBENTUKAN
FEDERASI
Australia
adalah Negara yang menempuh jarak paling jauh dan paling cepat sepanjang jala
menuju kekuasaan rakyat banyak yang tak terbatas. Australia adalah yang paling
baru dari semua Negara demokrasi.
10.
LINTASAN
SEJARAH DEMOKRASI AUSTRALIA
Australia
merupakan suatu Negara yang berpemerintahan perwakilan dan bertanggung jawab.
Peranan pemerintah di Australia lebih besar dibandingkan Negara lain. Pemberian
hak suaradan pemilihan federal kepada penduduk Aborigin menunjukkan bahwa
Australia merupakan Negara pertama yang benar-benar demokratis dalam arti
pemerintahan modern yang benar-benar representative berdasarkan pemilihan yang
bebas, sama derajat dan universal. Tapi menjelang tahun 1930 dalam karya
Hancock, identifikasi “social liberal” dari demokrasi dan kemajuan dibayangi
oleh ambivalensi yang semakin besar mengenai kemungkinan pengaruh korupsi atas
kekuasaan oleh massa demokrasi sehingga ada sedikit pergeseran dalam penilaian.
Dari tahun 1930-an dan seterusnya demokrasi Australia mulai terlihat kurang
menonjol dan sempit, dan perbedaan tajam dengan Negara-negara dunia yang
lainnya itu seringkali terpusat pada kebutuhan Australia untuk mengejar
kebijakan progresif yang telah dianut di Negara-negara lain.
11.
DEMOKRASI
AUSTRALIA SEBAGAI CONTOH RADIKAL
Di seluruh daratan
eropa, partai-partai buruh social democrat menyatakan oposisi radikal,
kadang-kadang revolusioner terhadap Negara borjuis, tetapi di Australia partai
buruh mempengaruhi kebijaksanaan Negara, dengan memegang peran sebagai penentu
perimbangan kekuasaan parlemen maupun lewat mayoritasnya sendiri dalam
parlemen. Australia merupakan suatu Negara yang makmur, bahkan kaum buruhpun
ikut menikmati kemakmuran itu. Australia bisa dilihat sebagai suatu contoh yang
radikal karena merupakan suatu Negara dimana massa buruh untuk pertamakalinya
tidak menimbulkan dampak yang terorganisasi di bidang politik, tapi dampak
tersebut malah disebabkan oleh lembaga-lembaga demokrasi yang timbul terlebih
dulu.
12.
TANDA-TANDA
DEMOKRASI AUSTRALIA
Pada akhir
1980-an wanita telah mempunyai hak suara di beberapa Negara bagian, dan akan
segera mendapatkannya dalam pemilihan tingkat federal. setiap orang hanya
mempunyai satu suara saja. Para anggota parlemen mendapat gaji yang pantas dan
pemilihan dilaksanakan secara jujur dan sering. Penyusunan konstitusi tahun
1890-an merupakan tahap yang menentukan dari demokrasi nasional Australia dan
dimasukkannya kepentingan-kepentingan kelas buruh sebagai factor penting dalam
penyelesaian persoalan proteksionisme.
13.
MEMBEKUKAN
BENTUK DEMOKRASI AUSTRALIA
Australia
memiliki suatu system dimana suatu mayoritas yang dipilih secara demokratis
dapat menjadi frustasi dalam melaksanakan kekuasaannya oleh suatu badan yang
tidak mewakili mayoritas demografis penduduk yang berhak memilih. Kegagalan
pemerintah mayoritas buruh merupakan kegagalan besar pertama dalam perjuangan
gerakan buruh. Potensi buruh untuk mempengaruhi hasil-hasil kebijaksanaan agak
menurun. Pertumbuhan cepat partai buruh dalam dukungan pemilih terhenti.
Terjadinya perpecahan dalam tubuh partai buruh sehingga menjadi partai oposisi.
Dengan demikian konstitusi Australia telah diubah untuk memberikan bentuk
pemerintah yang bertanggung jawab lebih sesuai dengan pemerintah partai.
14.
MEKANISME
DEMOKRASI AUSTRALIA
Menjelang tahun
1910 partai-partai politik berkelompok kembali menjadi dua yaitu buruh dan
liberal. Mekanisme partai menjadi penjaga pintu gerbang aktivitas politik yang
mantap. Partai-partai memonopoli pencaturan politik dengan menguasai jalan
masuk ke parlemen dan dengan menguasai perilaku kaum politisi begitu mereka
menjadi anggota parlemen. Sejak saat pilihan-pilihan kebijakan dari percaturan
politik Australia terletak di tangan partai-partai politik yang lebih besar,
dan usaha-usaha untuk memetahkan monopoli ini mengalami kegagalan. Demokrasi
Australia selalu bersifat sopan dan tertib. Wataknya tenang, pemilihannya jujur
dan pemerintah yang kalah meninggalkan kursi kekuasaannya tanpa protes.
Pemerintah umum cukup kompeten, kerja keras dan tidak mau menerima suap, kaum
politisi dihormati atas pekerjaannya sebagai pribadi, atau dikagumi sebagai
kolektivitas.
15.
DEMOKRASI
AUSTRALIA DI PERSIMPANGAN JALAN
Proses
perkembangan demokrasi di Australia dan di Negara-negara lain bukan merupakan
persoalan terlaksananya suatu rancangan yang telah ditentukan sebelumnya,
melainkan lebih merupakan pilihan yang diambil oleh pelaku-pelaku politik dalam
keadaan-keadaan yang dibatasi oleh struktur social, kondisi ekonomi dan
pengalaman historis mereka.
16.
EKONOMI
AUSTRALIA DALAM TITIK BALIK SEJARAH
Posisi
Australia dalam ekonomi dunia telah mengalami perubahan mendasar. Abad ke-19
australia ditempatkan sebagai pemasok pangan dan bahan-bahan industry.
Pertumbuhan penduduk dan industrialisasi eropa tergantung pada pasokan ini.
Australia secara keseluruhan menarik keuntungan besar dari peredaran komoditi
yang relative bebas dan dari factor-faktor produksi. Namun Setelah PD I eropa
menjadi kurang tergantung pada impor pangan yang disebabkan oleh elastisitas
pendapatan yang rendah, mengendurnya pertumbuhan penduduk, dan penggantian
impor oleh Negara mengalami deficit. Setelah PD II permintaan terhadap
bahan-bahan industry menurun karena Negara-negara industry maju menjadi kurang
padat bahan, sehingga produsen mengalami kemerosotan jangka panjang. Meski
begitu industry budidaya wol tradisional terus mempunyai pengaruh kuat
terhadap perekonomian Australia. Efisiensi budidaya wol telah menciptakan
tingkat pendapatan perkapita yang luar biasa tinggi pada tahap awal dari sejarah
ekonomi Australia. Namun proses industrialisasi menjadi berkepanjangan,
tersendat-sendat dan defensive. Jika Australia hendak kembali pada pertumbuhan
ekonomi yang relative stabil dan berkelanjutan, Negara ini harus melakukan
perubahan mendasar dalam ragam ekspornya. Tak hanya mengunggulkan ekspor
tradisionalnya tapi juga harus meningkatkan proporsi barang manufaktur. Selain
itu perlu melakukan koordinasi dari kebijakan-kebijakan yang ada untuk
pengadaan modal usaha, pengaturan keuangan, dan insentif perpajakan untuk
perusahaan baru diperluas.
17.
ORANG KULIT
PUTIH DATANG DAN MENGAMBIL SEGALANYA
Pada awalnya
kedatangan orang kulit putih disambut dengan perasaan aneh dan was-was oleh
kaum aborigin, namun orang kulit hitam mencoba berhubungan dengan orang kulit
putih dengan memperlakukan mereka seperti kaum aborigin, tetapi orang-orang
eropa itu mulai merebut tanah dan air milik kaum aborigin dengan menggunakan
kekerasan, maka banyak kelompok aborigin berubah sikap dari sekedar permusuhan
menjadi peperangan. Orang kulit putih telah merampas tanah kaum aborigin dengan
korban yang sangat banyak. Sekitar 20.000 orang aborigin tewas akibat
pembentukan pemukiman di Australia. Kaum aborigin akhirnya pidah ke pinggiran
pertanian, stasiun, dan kota-kota yang dibuat orang eropa.
18.
KAMI LAPAR AKAN
TANAH KAMI
Kaum aborigin
dipindahkan dengan kekerasan dari tanah mereka, banyak orang aborigin tidak
lagi tinggal di tanah mereka sendiri. Namun kaum aborigin cepat menyesuaikan
diri dan menguasai banyak keterampilan yang dibutuhkan sebagai tenaga kerja
pertanian dan peternakan. Meski mereka telah kehilangan tanah dan terjadi hal
yang menyedihkan, namun mereka tetap merawat tanah mereka dengan baik dan tanah
tersebut berhasil mereka miliki kembali setelah melakukan tuntutan. Kini mereka
menempati tanah mereka kembali.
19.
SUATU
MASYARAKAT TANPA BANGSA. HOMOGENITAS, PERBEDAAN DAN NEGARA
Homogenisasi
kebudayaan dunia tekah mengikuti arah yang sama, pergeseran hasil produksi
budaya dari rumah tangga atau masyarakat setempat ke pabrik dunia telah
mempengaruhi gaya hidup kita. Homogenisasi sebenarnya membuat pembedaan yang
memungkinkan dan tidak ada artinya, kita dapat memperoleh segalanya dimana
saja, tetapi hal itu tidak lagi memiliki kepentingan kebudayaan. Integrasi
dunia yang semakin meningkat mengakibatkan homogenisasi yang simultan serta
terpecah belahnya kebudayaan.
20.
MASALAH-MASALAH
NEGARA BANGSA AUSTRALIA
Negara bangsa
telah kehilangan banyak fungsi serta kekuasaanya semula, dan makin lama makin
menjadi kosong, maka Negara tersebut mengalami krisis legitimasi. Bangsa
dibangun tidak hanya meliputi keberadaan suatu ras, kebudayaan atau bahasa
tetapi juga dari asal-usul kelompok tersebut dan dengan tujuan nasional yang
unik serta agung. Hampir selalu bangsa itu dibangun melalui konflik
dengan bangsa lainnya memperebutkan wilayah. Australia pernah mempunyai
sejarah sebagai bagian dari kerajaan Inggris, orang-orang keturunan Inggris
masih merupakan mayoritas, namun ideology yang digunakan ialah milik kaum
aborigin. Kaum aborigin semakin gencar untuk perpaduan kebudayaan dan program
imigrasi pasca perang yang menyebabkan seperempat jumlah penduduk tidak berasal
dari Inggris.
21.
RASISME
Dengan menarik
batas-batas bangsa dengan cara tidak mengizinkan memasuki suatu wilayah, maka
rasisme menciptakan suatu masyarakat bayangan, menggabungkan orang-orang
bersama-sama dengan ikatan-ikatan yang mengatasi pertentangan
kepentingan-kepentingan sosial-ekonomi. Rasisme anti aborigin mengambil bentuk
sikap-sikap berprasangka dan orang-orang aborigin disisihkan secara ekonomi
serta sosial. Australia harus mampu melawan sikap-sikap serta lembaga rasis
serta seksis dalam masyarakat Australia seluruhnya maupun semua subkulturnya.
Masyarakat Australia akan terus menerus terdiri atas masyarakat dengan berbagai
ciri, namun perbedaan itu tidak boleh menjadi dasar diskriminasi.
22.
MASA DEPAN
AUSTRALIA DI ASIA: RAKYAT POLITIK DAN KEBUDAYAAN
Perkembangan
Negara-negara di asia memberikan berbagai macam pemerintahan. Pemerintahan-pemerintahan
ini mempunyai otonomi yang beragam, sebagian korpotaris, intervensionis di
bidang ekonomi, internasionalis dalam pandangan ekonominya, konservatif
dipandang dari sudut sosial dan budaya dalam negeri dengan masalah-masalah
transisi politik yang serius, termasuk di Australia. Banyak Negara asia dan
Australia sedang mengalami transformasi besar mengenai hubungan mereka dalam
system politik dan ekonomi internasional.
23.
PERPINDAHAN
PENDUDUK
Berbeda dengan
asia, kebijakan yag ditempuh oleh Australia salah satunya membolehkan imigran
masuk, namun ketika jumlahnya meledak hal itu mendapat penolakan, meski begitu
hal itu masih dipertahankan karena untuk meningkatkan perekonomian Australia.
Imigran boleh masuk dengan syarat-syarat yang telah ditentukan, misalnya :
mempunyai keterampilan, merupaka tenaga professional, dan memiliki kemahiran
berbahasa Inggris.
24.
PERGERAKAN
BARANG, JASA DAN TEKNOLOGI
Australia telah
mengambil bagian dalam pertumbuhan asia, khususnya dalam ekspor produk pertanian
dan sumber daya ke Jepang. Tetapi karena proteksi dan tidak efisiennya industry
menufaktur negara ini, Australia tidak ambil bagian dalam perdagangan Asia di
bidang barang-barang industry. Pemerintah Australia membuka perekonomian dengan
restrukturisasi industry, restrukturisasi pendidikan, sains dan teknologi.
25.
GERAKAN-GERAKAN
SOSIAL DAN PERUBAHAN BUDAYA
Di Australia,
oposisi terhadap multikulturalisme merupakan semacam reaksi ketertutupan
budaya. Gerakan-gerakan sosial kemasyarakatan muncul karena permasalahan
lingkungan hidup dan perdamaian. Tak ada keterlibatan budaya antara orang-orang
Australia dan Asia.
26.
PERUBAHAN
POLITIK DALAM DAN LUAR NEGERI
Perubahan
politik berlangsung dalam bentuk persaingan antara elite pasca kemerdekaan dan
militer yang lama dengan golongan kelas pengusaha menengah dan professional
yang baru dan sangat sempit.
27.
IMPLIKASI BAGI
AUSTRALIA
Para pendatang
baru yang datang dan menetap di Australia akan membawa dampak bagi Australia.
Australia mungkin sekali akan tererosi di berbagai aspek kehidupan. misalnya
migrasi eropa telah membawa unsure-unsur kebudayaan ke Australia, seperti
masakan dan tarian khas budaya eropa. Kebudayaan dibangun atas dasar legitimasi
pengalaman bersama.
KESIMPULAN
Australia ditemukan pertama sekali pada tahun 1606 oleh
pelaut Belanda, sampai pada tahun 1644 yaitu saat berakhirnya ekspedisi Tasman.
Penduduk asli Australia (Aborigines) memasuki Australia sekitar 40.000 tahun
lalu. Terbentuknya
masyarakat Australia sekarang melalui proses migrasi yang cukup panjang. 3
(tiga) gelombang utama migrasi yang berperan dalam proses tersebut adalah:
1.
Gelombang
migrasi penduduk asli yang diperkirakan sudah mulai berlangsung 30.000 tahun
yang lalu;
2.
Gelombang
migrasi yang dimulai sejak tahun 1788, yaitu saat mulai tibanya rombongan orang-orang Eropa pertama yang berasal
dari Inggris;
3.
Gelombang
migrasi yang dimulai memasuki Australia sesudah Perang Dunia II.
Pada tahun 1770, James Cook menemukan pantai timur Australia
dan memandang bahwa derah tersebut memberikan harapan kehidupan yang cerah,
sehingga ia mengklaim tanah tersebut milik Inggris dan James Cook dipandang
sebagai penemu Australia.
Kemudian muncullah koloni-koloni
baru Inggris, antara lain:
1.
New South Wales (dimulai tahun 1786)
2.
Tasmania (dimulai tahun 1803)
3.
Queensland (dimulai tahun 1824)
4.
Australia Barat (dimulai tahun 1829)
5.
Australia Selatan (dimulai tahun
1836)
6.
Victoria (dimulai tahun 1839)
7.
Australia Utara (dimulai tahun 1863)
Lahirnya Commonwealth of Australia sebagai wadah yang
mempersatukan seluruh koloni Inggris di Australia itu, merupakan buah usaha
para politisi, para pengusaha, para pekerja, rakyat yang ingin
bersatu, sehingga tidak ada satu pun golongan yang dapat mengaku paling berjasa
untuk itu. Dorongan untuk mewujudkanny aantara lain dimotori oleh berbagai liga
federasi yang tumbuh dan berkembang di berbagai koloni, landasan konstitusional
dan wujudnya dihasilkan lewat konvensi-konvensi federal, dan pengesahannya
dikukuhkan lewat referendum. Bersama dengan munculnya abad ke-20, tanggal 1
Januari 1901, hadir pula satu calon Negara baru, The Commonwealth of
Australia.
- 081264305787 (WA)
- 082320655575 (WA Bussines)
- Merenda Kasih (FB)
Comments
Post a Comment